Langsung ke konten utama

Makanan lunak tidak baik

Mengenai bubur menurut Hiromi Shinya di buku "The Miracle of Enzyme" (2005):

Jika anda dirawat di rumah sakit di Jepang, apapun kondisi anda, rumah sakit akan segera memberi anda makan bubur nasi. Rumah sakit percaya bahwa mereka berlaku penuh perhatian terhadap pasien-pasien mereka, terutama kepada mereka yang baru saja menjalani pembedahan internal, dengan mengatakan “Mari kita mulai makanan anda dengan bubur beras agar kita tidak memberi beban terlalu banyak pada lambung dan usus anda” Akan tetapi, ini adalah sebuah kesalahan besar.

Saya memberi pasien-pasien saya makanan biasa sejak awal, bahkan jika mereka menjalani operasi lambung. Jika mengerti bagaimana enzim bekerja, anda akan segera mengerti mengapa makanan biasa lebih baik daripada bubur.

Makan biasa lebih baik karena anda harus mengunyahnya dengan baik. Mengunyah menstimulasi sekresi air liur. Enzim-enzim pencernaan yang terdapat dalam air liur, jika tercampur dengan makanan selama dikunyah, meningkatkan pencernaan dan penyerapan karena penguraian makanan berlangsung dengan lancar. Sedangkan bubur pada dasarnya sudah lembut, dapat ditelan tanpa dikunyah dengan baik. Bubur tidak dapat dicerna dengan baik karena tidak banyak enzim yang tercampur di dalamnya, sementara makanan normal yang terkunyah dengan baik dapat dicerna dengan baik.

Saya bahkan pernah menyajikan sushi biasa untuk makan siang bagi pasien tiga hari setelah mereka menjalani operasi lambung. Tetapi, saya menginstruksikan mereka untuk “mengunyah setiap suapan dengan baik sebanyak 70 kali”. Mengunyah dengan baik sangatlah penting, dan tidak hanya bagi orang sakit. Agar dapat menjalankan proses pencernaan dan penyerapan dengan lancar, saya menganjurkan setiap orang, bahkan mereka yang tidak menderita masalah pencernaan apapun, untuk secara sadar mengunyah setiap suapan 30-50 kali setiap kali makan. (The Miracle of Enzym, p.94) 

Makan lunak menurut Ellen G. White (1827–1915) di berbagai buku:

"Terlalu banyak makan bubur adalah sebuah kesalahan. Makanan kering yang perlu dikunyah jauh lebih baik. Persiapan makanan sehat adalah berkah dalam hal ini." (Counsels on Diet and Foods, p.318)

"Beberapa orang secara jujur berpikir bahwa makanan yang benar terutama terdiri dari bubur. Makan sebagian besar bubur tidak akan menjamin kesehatan organ pencernaan, karena terlalu banyak seperti cairan." (Counsels on Diet and Foods, p.200)

“Beberapa orang sejujurnya berpikir bahwa makanan yang benar terutama terdiri dari bubur. Makan sebagian besar bubur tidak akan menjamin kesehatan organ pencernaan; karena terlalu mirip cairan. Doronglah makan buah dan sayuran dan roti." (Counsels on Diet and Foods, p.314)

"Biji-bijian yang digunakan untuk bubur atau "bubur" harus dimasak beberapa jam. Tetapi makanan lunak atau cair kurang menyehatkan dibandingkan makanan kering, yang membutuhkan pengunyahan menyeluruh. Zwieback, atau roti yang dipanggang dua kali, adalah salah satu makanan yang paling mudah dicerna dan paling enak. Biarkan roti biasa dipotong-potong dan dikeringkan dalam oven hangat sampai sisa kelembapan terakhir menghilang. Kemudian biarkan sedikit kecoklatan seluruhnya. Di tempat yang kering roti ini bisa disimpan lebih lama dari roti biasa, dan jika dipanaskan kembali sebelum digunakan, akan segar seperti saat baru." (Ministry of Healing, p.301)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemoterapi adalah racun yang mematikan

Mengenai kemoterapi menurut Hiromi Shinya di buku " The Miracle of Enzyme " (2005): Masalah terbesar adalah obat-obatan menguras sejumlah besar enzim pangkal. Dari seluruh obat-obatan yang ada, yang paling keras adalah obat anti-kanker... Oleh karena obat-obatan kemoterapi adalah racun yang mematikan, saya tidak akan menggunakan kecuali dalam situasi yang benar-benar luar biasa. Contohnya, bahkan jika kanker ditemukan di usus besar di dalam kelenjar getah bening, saya tidak akan menggunakan kemoterapi. Program perawatan saya terdiri dari pertama-tama mengabil bagian yang terserang kanker melalui pembedahan, dan setelah kanker yang terlihat itu diambil, saya mulai menyingkirkan hal yang menurut saya mungkin menyebabkan kanker pada pasien itu. Tentu saja, pertama-tama saya memerintahkan mereka untuk menghindari tembakau (rokok) dan alkohol, dan berhenti total mengonsumsi daging, susu sapi, dan produk-produk dari susu sapi. Sambil menjalani Diet dan Gaya Hidup Kea

Pada dasarnya semua obat adalah racun

Mengenai obat menurut Hiromi Shinya di buku " The Miracle of Enzyme " (2005): Orang-orang Amerika mengkonsumsi obat dengan terlalu enteng. Walaupun kondisi-kondisi tertentu memang perlu untuk diobati, saya percaya bahwa semua obat, baik yang memakai resep maupun tidak, pada dasarnya berbahaya bagi tubuh dalam jangka panjang. Sebagian orang percaya bahwa obat-obatan herbal tidak memiliki efek samping dan hanya bermanfaat, tetapi itu juga salah. Baik produk bahan kimia maupun obat herbal tidak mengubah kenyataan bahwa obat-obatan racun (dalam edisi Indonesia diterjemahkan “asing”) bagi tubuh. Terakhi kali saya jatuh sakit adalah pada usia 19 tahun, ketika terserang flu. Dengan demikian, saya hampir tidak pernah minum obat seumur hidup saya. … Oleh karena selama beberapa dekade tidak pernah minum obat, tidak mengkonsumsi alkohol maupun tembakau, dan hanya makan makanan yang tidak mengandung bahan kimia pertanian maupun bahan tambahan makanan, saya akan mengalami re

Apakah mungkin bebas dari sakit? Tentu saja!

Tubuh manusia diciptakan Tuhan untuk bertahan dari serangan penyakit. Pertahanan ini disebut imunitas. Bahkan saat kondisi tidak ideal lagi dan tubuh akhirnya sakit, tubuh diciptakan untuk menyembuhkan diri sendiri. Sayangnya, kebanyakan manusia modern memiliki pola hidup yang sudah jauh dari pola hidup ideal. Ini menyebabkan tubuh tidak lagi mampu untuk bertahan dari serangan penyakit, sehingga tidak jarang akhirnya jatuh sakit. Dan bukan hanya jatuh sakit, tapi susah sembuh, bahkan akhirnya menyerah sehingga meninggal. Dunia medis modern juga pada umumnya tidak begitu membantu, sebab dunia medis modern tidak lagi menganut paham "tubuh menyembuhkan diri sendiri" melainkan pada umumnya bergantung kepada obat-obatan kimia. Kebanyakan, jika tidak semua, obat-obatan kimia terlihat seperti menyembuhkan, tetapi sebenarnya hanya "menyembunyikan" sementara penyakit, untuk timbul lagi, biasanya dalam intensitas yang lebih besar. Situs ini bertujuan menunjukka