Langsung ke konten utama

MSG Narkoba Terselubung

Berikut artikel tanggal 19 Agustus 2015 yang kami kutip dari Harian Andalas, mengenai bahaya MSG.


 Masyarakat diminta tidak lagi mengonsumsi atau memakai penyedap masakan monosodium glutamate (MSG) dengan berbagai nama dagang dan wujud tampilan, seperti bubuk penyedap, saus, keuh mueh, susu formula, obat-obatan, vaksin dan sebagainya. Pasalnya, MSG dianggap sebagai narkoba terselubung yang peredarannya tidak terkendali dan mengancam generasi bangsa.

"Narkoba yang mungkin menzalimi orang banyak dalam jumlah besar tentulah melalui makanan. Pada kenyataannya cukup banyak obat berbahaya yang belum tercantum sebagai narkoba namun tersedia dalam berbagai bentuk dan dikonsumsi oleh masyarakat luas tanpa kendali. Salah satu contohnya adalah penyedap masakan monosodium glutamate (MSG)," kata Farmakolog Universitas Sumatera Utara (USU) Prof dr H Aznan Lelo PhD kepada wartawan, usai menjadi pembicara utama pada seminar ilmiah “MSG, Narkoba Terselubung” dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-63 USU di Rumah Sakit USU, Selasa (18/8).

Menurut dosen pada Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran (FK) USU ini, meskipun MSG selalu ditemukan dalam berbagai jenis makanan yang dikonsumsi, bukan berarti MSG itu aman.

 

"Cukup sering ditayangkan di televisi dan dikabarkan di koran-koran dan media cetak lainnya tentang kejadian keracunan makanan pada murid-murid di sekolah-sekolah atau setelah pulang sekolah, pada buruh-buruh di tempat kerja dan di asrama. Sayangnya tidak pernah diungkapkan oleh pihak terkait racun apa yang menyebabkan kejadian tersebut. Padahal, bisa jadi mereka keracunan akibat mengonsumsi MSG,” kata Aznan yang saat itu didampingi Humas USU Bisru Hafi.

Dia melanjutkan, bahwa MSG dapat menimbulkan kecanduan seperti narkoba. Hal ini makin diperparah dengan semakin gencarnya iklan di televisi yang menyampaikan perlunya penambahan MSG dalam makanan sehari-hari. Iklan seperti itu sangat menyesatkan.

Aznan yang biasa disapa Buya ini mencontohkan, dulu bangsa Indonesia terkenal ramah santun dan baik akhlaknya serta pemberani dan perkasa. Sekarang terlihat beringas tidak Pancasilais.

Gampang murka, membakar, membegal, memperkosa, korupsi dan sebagainya yang dilakukan tanpa pandang usia, mulai dari anak-anak sampai si tua renta, tanpa pandang tingkat pendidikan dan keyakinan.

"Kenapa terjadi perubahan negatif secara berjamaah? Narkoba apa yang telah merusak bangsa kita ini? Pastilah narkoba yang tidak perlu diperoleh secara sembunyi-sembunyi, tapi didapat secara terang benderang, gampang dan dianggap aman melalui MSG," sebutnya.

Narkoba seperti ini, kata Buya, diatur dengan UU dan ada sanksi hukumnya, sehingga untuk memerolehnya sembunyi-sembunyi dan dilakukan oleh kelompok orang tertentu.

"Tujuh puluh tahun merdeka telah berlalu, rakyat Indonesia bukan makin sehat jiwa raganya, malah kebalikannya. Selain itu, MSG juga dapat menimbulkan stres oksidatif yang berat," kata pria yang mengaku pernah disuruh tutup mulut oleh salah satu perusahaan penyedap makanan beken di Indonesia, agar tidak membeberkan ke publik soal bahaya MSG tersebut secara kajian ilmiah.

Dia menerangkan, narkoba adalah singkatan dari narkotika (zat yang dapat menidurkan atau narkose, seperti morfin, sabu dan sebagainya) dan obat berbahaya (termasuk ekstasi, alkohol, tembakau, ganja dan lainnya). Dengan berbagai nama dagang dan wujud tampilan, mulai bubuk penyedap, saus, keuh mueh, susu formula, obat-obatan, vaksin dan sebagainya dan MSG termasuk berada di dalamnya.

Dijelaskannya, MSG biasanya tersedia berupa kristal putih mirip dengan narkoba lain dan digunakan sebagai penyedap makanan di banyak negara. Namun konsumsi yang berlebihan telah dilaporkan dapat menimbulkan efek yang merugikan pada banyak organ tubuh, terutama memengaruhi fungsi dan fisiologi otak dan juga menyebabkan stres oksdatif yang berat.

"Fakta yang dijumpai di negeri kita Indonesia yang telah merdeka tujuh puluh tahun yang ditandai dengan merdekanya peredaran narkoba terselubung tanpa kepedulian pihak terkait dan kita semua. Maka akan seperti apakah tampilan anak bangsa Indonesia di masa depan yang terus terpapar MSG melalui vaksin, susu, cemilan dan makanan sehari-hari? Ayo katakan stop MSG mulai saat ini," ajak Buya mengakhiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhir dari pengobatan modern

WHO mengeluarkan amaran pada bulan Maret 2012 tentang bahaya kekebalan kuman (mikroorganisme) terhadap antibiotik. Mungkinkah ini akhir dari pengobatan modern? Namun hal ini tidak perlu ditakuti jika nasihat tentang semua obat adalah racun yang ditulis lebih dari seratus tahun yang lalu, dan kini dikuatkan oleh para ahli (lihat juga artikel ini tentang obat sebagai resiko ), diindahkan. Simak artikel berikut yang kami kutip dari thestar online. An end to modern medicine? GLOBAL TRENDS By MARTIN KHOR A warning by the head of WHO that antibiotic resistance is so serious that it may lead to an end to modern medicine should alert health authorities to contain this most serious health crisis. LAST week, the head of the World Health Organisation (WHO) sounded a large alarm bell on how antibiotics may in future not work anymore, due to resistance of bacteria to the medicines. Antibiotic resistance has been a growing problem for some time now. From time to time, there will be

Wawancara dengan penulis buku "Naikkan suhu badan untuk jadi sehat"

Berapa suhu tubuh anda? Tahukah anda bahwa jika suhu tubuh turun 1 derajat, daya tahan (imunitas) tubuh turun 30%? Jika daya tahan tubuh menurun, bukan hanya anda akan mudah terkena flu, tapi juga terkena hal-hal berikut ini: stress, kegagalan diet, depresi, kanker... Anda perlu membaca buku  " Naikkan suhu badan untuk jadi sehat " (Taion wo ageru to kenko ni naru), karangan  Masashi Saito , M.D. ini. Berikut ini adalah  wawancara dengan penulis buku ini. Pewawancara (Q): Seperti tertulis di buku ini, saya sebenarnya bersuhu tubuh rendah. Akhir-akhir ini berbagai bagian badan saya rasanya tidak fit. Setelah saya baca buku anda, saya menjadi mengerti, dan memulai memperbaiki pola hidup saya. Tadinya saya pikir hanya saya saja yang bersuhu tubuh rendah, ternyata memang banyak orang yang sekarang bersuhu tubuh rendah ya? Saito Masashi (A): Beberapa tahun belakangan ini, seakan-akan mencerminkan kondisi masyarakat yang stress, saya perhatikan banyak sekali orang b

Gula dimana-mana dan penyebab kecanduan

Sudah menjadi teori yang semakin umum bahwa gula adalah penyebab berbagai penyakit. Masalahnya, gula juga adalah "addictive", yaitu menyebabkan kecanduan. Berikut tulisan yang muncul di New York Times tanggal 22 Desember 2014. Musim Gula. Di Mana Saja, dan Membuat Ketagihan. Oleh JAMES J. DiNICOLANTONIO dan SEAN C. LUCAN Rekan kerja Anda membawakan brownies, putri Anda membuat kue untuk pesta liburan, dan permen datang dari kerabat jauh. Gula ada dimana-mana. Itu adalah perayaan, itu adalah pesta, itu adalah cinta. Itu juga berbahaya. Dalam penelitian terbaru, kami menunjukkan bahwa gula, mungkin lebih dari garam, berkontribusi pada perkembangan penyakit kardiovaskular. Bukti juga berkembang, bahwa makan terlalu banyak gula dapat menyebabkan penyakit hati berlemak, hipertensi, diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit ginjal. Namun orang tidak bisa menolak. Dan alasannya cukup sederhana. Gula membuat ketagihan. Dan yang kami maksud bukan membuat ketagihan seperti orang be